SEBAGAI
BIOMATERIAL
Disusun oleh:
Sessy Faudinna Fathani (19813003)
Muslih Hakim (19813024)
Nadine Claudia Elvira Suban (19813058)
Muhammad Adi Rini (19813099)
Ananda Teli R. (19813112)
DAFTAR ISI
BAB 1 PENGANTAR
1.1
1.2
BAB 2 ISI
2.1
2.2
2.3
Teknologi ........................................................................................................... 12
2.4
2.5
Manajemen ......................................................................................................... 13
2.6
Market ................................................................................................................ 18
2.7
Kebijakan ........................................................................................................... 18
2.8
2.9
BAB 3 KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 21
BAB 1
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Sekarang kita sudah berada di era globalisasi dengan teknologi yang semakin
berkembang pesat dan pertumbuhan penduduk yang tahun demi tahun meningkat, secara
langsung berdampak kepada kebutuhan energi terus meningkat. Karena kebutuhan energi
yang meningkat dan diimbangi oleh kemajuan teknologi, kita sebagai manusia wajib
menjaga keberlangsungan energi agar di masa depan kita tidak kekurangan energi, karena
kita sebagai manusia sangat bergantung kepada energi terutama energi fosil. Dengan
mengkembangkan teknologi yang ramah lingkungan yaitu bio-technology kita dapat
menghasilkan energi
kertgantungan kita terhadap energi yang tidak dapat diperbahrui seperti energi fosil. Dan
salah satu bidang yang tergantung terhadap energi yang tidak dapat diperbahuri
adalahindustri material, industri material sangat bergantung terhadap energi yang tidak
dapat diperbaharui oleh karena itu kita wajib mencari alternatif yang baru. Dengan
menggunakan bioteknologi
kita dapat
membuat
biomaterial
industry, dengan
menggunakan bahan yang dapat diperbaharui seperti bambu. Bambu adalah tumbuhan
yang dapat digunakan untuk menjadi alternatif baru untuk industri material, karena di
dunia terdapat 1500 spesies bambu yang bervariasi yang memungkinkan untuk menjadi
bahan alternatif untuk industri material. Selain bambu merupakan tumbuhan yang masa
panennya
sangat cepat kurang dari 1 bulan, lebih cepat dari kayu. Jadi sangat
memungkinkan apabila kita memanfaatkan bambu sebagai bahan material yang baru.
Dengan beralih kepada biomaterial dengan menggunakan bambu, genarasi
selanjutnya dapat tetap menikmati energi yang tidak dapat diperbaharui. Selain itu Bumi
juga akan menjadi lebih nyaman untuk kita apabila kita memanfaatkan bioteknologi ini.
1.2 Tujuan
Tujuan mengapa kita menggunakan bambu sebagai biomaterial industrydikarenakan
sebagai berikut :
BAB 2
ISI
2.1 Biologi Komoditas
Bambu merupakan kelompok dari kayu sejati yang hidup berumpun, di seluruh dunia
terdapat 75 genus dan 1.500 spesies bambu. Di Indonesia sendiri dikenal ada 10 genus
bambu, antara lain: Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa,
Melocanna, Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan Thyrsostachys. Bambu tergolong
keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa), Terdiri
dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda
dan sudah dewasa pada umur 3-4 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku,
beruas-ruas, berongga, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang.
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Magnoliopsida
Sub classis
: Commelinidae
Ordo
: Cyperales
Familia
: Poaceae
Genus
: Bambusa
Species
: Bambusa sp
Ukuran bambu bervariasi dari ukuran kecil hingga bambu kayu raksasa . Bambu telah
berkembang 30 sampai 40 juta tahun yang lalu , setelah punahnya dinosaurus . Bambu adalah
tanaman berkayu yang tumbuhnya tercepat di dunia . Bambu dapat tumbuh hingga 91-122 cm
/ hari ( 3,8-5,0 cm / jam ).
Bambu pada umumnya memiliki batang yang berongga, kedap air dan menyebar
dengan sistim akar rizoma. Bambu ber-rumpun (clumping) umumnya berasal dari kawasan
tropis seperti Indonesia, Burma, Brazil, Columbia, India dan Selatan Cina. Beberapa jenis
bambu yang tumbuh di Himalaya dan Andes merupakan rumpun yang tumbuh di iklim
sedang yang dapat tumbuh baik di daerah dingin. Bambu merambat (running) umumnya
berasal dari iklim sejuk seperti Jepang, Cina Utara, Siberia dan Amerika Utara. Bambu dapat
berupak semak, dengan ukuran 3 meter hingga pohon besar dengan tinggi 30 meter.
Seperti kebanyakan rerumputan, bambu tumbuh dan berbunga, menghasilkan biji dan
mati. Karena bambu sangat jarang berbunga, biasanya dikembangbiakkan secara vegetatif.
kombinasi karakteristik yang dapat menunjukkan spesies bambu secara tepat. Berikut ini
adalah karakteristik dan fitur umum yang dapat digunakan untuk identifikasi bambu.
Rizoma.
Panjang dan diameter rizoma: pendek dan tebal, panjang dan tipis.
Sifat rizoma: sebagai penopang batang, merambat di permukaan, atau merambat di
bawah tanah.
Kehadiran mata tunas pada rizoma: Ada atau tidak ada
Posisi Akar: hanya di sekeliling nodes atau acak.
Batang
Jarak antar batang: berdekatan dan membentuk rumpun, atau
terpisah dan tidak membentuk rumpun rapat.
Sifat batang: Tegak lurus, tegak dan melengkung, bersandar,
merambat
Ukuran batang: TInggi dan diameter
Kehadiran nodes: menyendiri atau rapat.
Bentuk nodes: Paralel, kecil dibawah dan lebar diatas.
Permukaan nodes: licin, tidak.
Warna nodes: Hijau, hijau terang, hijau dengan garis putih,
kuning dengan garis hijau.
Permukaan ruas:Kasar, licin, kasar di bawah dan licin semakin ke
atas.
Bentuk ruas, bulat, tidak.
Isi ruas (jika berongga): Kosong, berdebu, ada cairan.
Kelopak Batang
Jumlah kelopak batang.
Variabel kelopak batang: bentuk sama, tipis, dan panjang di ujung, lebar dan pendek di
pangkal, mengecil ke ujung.
Warna dan pola kelopak: berbintik, bergaris.
Permukaan kelopak: licin, diselimuti rambut, kasar.
Tekstur kelopak: Keras, lunak
Postur kelopak: tegak, reflex, horizontal.
Keberadaan kelopak di batang: tetap ada, lepas dari batang.
Cabang
Posisi cabang: dibagian atas batang saja, diseluruh batang.
Sifat dan panjang cabang: cabang utama, cabang atas atau
bawah.
Jumlah cabang: tunggal, dua, tiga.
Tempat muncul cabang: pada garis node, diatas node.
Postur cabang: horizontal, menyudut ke atas, menyudul ke
bawah.
Modifikasi: memiliki duri.
Daun
Sifat daun: Kaku, tegak, menggantung
Warna daun: Hijau pada kedua sisi, lebih terang disatu sisi.
Bentuk daun: linear, meruncing.
Ukuran daun: lebar dan panjang
Struktur urat daun: terlihat jelas atau tidak terlihat bagian tengah, ada atau tidak ada
cabang urat.
Bunga
Sifat: Tegak, lunak, lentur.
Tempat muncul bunga: apakah muncul pada cabang yang memiliki daun,
atau bunga bambu muncul pada cabang tanpa daun.
Ukuran: Panjang dan lebar bunga.
Warna: barwarna hijau atau ungu.
Jenis-Jenis Bambu
Bambu memiliki lebih dari 1.000 spesies dengan 100-an genera. Ahli menempatkan bambu
dalam tribe Bambuseae dalam family rumput Poaceae, yang merupakan keluarga besar yang
terdiri dari lebih 10.000 spesies. Bambu dapat ditemui dalam ukuran kecil (Poa annua)
hingga ukuran pohon raksasa (Dendrocalamus giganteus). Keluarga bambu adalah tumbuhan
paling penting didunia yang menyediakan mayoritas kebutuhan makanan manusia dan ternak.
Rumput-rumputan adalah tumbuhan yang relative baru bagi flora bumi, muncul sekitar 30-40
juta tahun lalu, lama setelah punahnya dinosaurus di permukaan bambu. Pdang rumput telah
memberikan sumber makanan terhadap perkembangan mamalia herbivore dan kemudian
menyediakan berbagai jenis makanan pada hewan karnivora. Beberapa tanaman yang
populer disebut bambu (seperti lucky bamboo yang tumbuh secara hidroponik untuk hiasan
dalam rumah), sebenarnya bukanlah keluarga rumput, tapi merupakan Dreceana sanderana,
family Agavaceae, sejenis dengan teratai atau lily air.
Bagian ini berisi informasi tentang jenis-jenis dan spesies bambu, baik yang tumbuh di
Indonesia maupun di bagian dunia lainnya.
Berikut ini beberapa data genus dan spesies dari bambu:
Tabel 2.1.1 Data Genus dan Spesies
Genus (Jlh Spesies)
Nama Spesies
Acidosasa (21)
Alvimia (3)
Ampelocalamus (11)
Ampelocalamus actinotrichus,
Ampelocalamus anhispidis,
Ampelocalamus calcareus
Apoclada (3)
Arberella (7)
Arthrostylidium
(32)
Arthrostylidium angustifolium,
Arthrostylidium auriculatum,
Arthrostylidium banaoense
Atractantha (5)
Aulonemia (39)
Bambusa (157)
Bashania (6)
Bonia (5)
Borinda (11)
Borinda angustissima
Cephalostachyum
Cephalostachyum burmanicum,
Cephalostachyum capitatum,
(17)
Chimonobambusa
(38)
Chimonobambusa angustifolia,
Chimonobambusa armata,
Chimonobambusa brevinoda,
Chimonobambusa rigidula
Chimonocalamus
(16)
Chimonocalamus
bicorniculatus,Chimonocalamus
burmaensis,Chimonocalamus
callosus,Chimonocalamus delicatus
Chusquea
Colanthelia (7)
Criciuma (1)
Cryptochloa (9)
Nama Spesies
Diandrolyra (2)
Ekmanochloa (2)
Elytrostachys (2)
Ferrocalamus (2)
Ferrocalamus rimosivaginus,
Ferrocalamus strictus
Gigantochloa (37)
Greslania (1)
Hickelia (4)
Nama Spesies
Indosasa (27)
Kinabaluchloa (2)
Kinabaluchloa nebulosaKinabaluchloa
wrayi
Lithachne (4)
Olmeca (2)
Olyra (23)
Rebung memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan dua belas asam amino
penting yang sangat diperlukan oleh tubuh. Konsumsi rebung secara teratur diyakini
merupakan salah satu tindakan preventif untuk menghambat berbagai jenis penyakit,
termasuk kanker.
3. Di proses secara industri: proses secara industry melibatkan proses secara semi
otomatis ataupun otomatis. Pemprosessan secara instri ini membuka peluang bagi
banyak kalangan karena tentunyaakan membutuhkan banyak sekali bahan baku dan
daerah-daerah pinggiran akan cocok sebagai tempat dan penyuplai dari bamboo
ini.Bamboo yang di proses secara industry dapat dibagi menjadi banyak kategori
berdasarkan bahan yang dipakai:
Premium processing (cth: flooring, laminated furniture)
Medium value processing (cth:chopsticks, mat boards)
Low value and bulk processing (cth:charcoal, paper & pulp)
Unprocessed culms (cth: scaffolding and traditional construction.
2.3 Teknologi
Teknologi Pengolahan Bambu
Salah satu kelemahan bambu adalah umur pakainya yang relatif singkat (kurang
awet). Keawetan alami bambu adalah daya tahan bambu secara alami untuk mencegah
kerusakan dari faktor
Biologis.
Beberapa faktor yang mempengaruhi umur pakai ini antara lain:
waktutebang, umur saat tebang, kandungan pati, pengeringan, cara penyimpanan, iklim dan
serangan organisme perusak.
Berikut teknologi pengolahan Bambu:
Pengeringan
merupakan salah satu cara memperpanjang masa pakai bambu. Batang bambu yang
sudah ditebang sebaiknya dikeringkan terlebihdahulu. Pengeringan bambu yang baik
adalah dengan cara diangin-anginkan diudara terbuka atau di tempat yang teduh.
Pengeringan langsung denganpenjemuran di bawah sinar matahari sebaiknya
dihindarkan karena bambu akanretak sehingga mengurangi mutu (Berlian dan Estu,
1995).Bambu yang telah ditebang adakalanya tidak langsung digunakan
sehinggaperlu disimpan terlebih dahulu. Cara penyimpanan bambu perlu diperhatikan
agarbambu tidak cepat rusak karena hama atau jamur. Bambu sebaiknya disimpan
ditempat tempat yang mempunyai pertukaran udara yang baik, kering dan
tidakterpengaruh oleh angin atau hujan.Cara penyimpanan bambu yang baik
adalahdisandarkan pada dinding.Selain itu, di sekitar tempat penyimpanan bamboo
sebaiknya diletakkan gumpalan kapur yang berfungsi sebagai bahan penyerap airdan
untuk mencegah pertumbuhan jamur. Jamur berkembang biak pada suhu sekitar 2830 derajat celcius.C dan pada kelembaban 80%.
Pengawetan
dikenal dua metode pengawetan yaitu pengawetan bambu tanpa bahan kimia (metode
tradisional) dan pengawetan bambu dengan bahan kimia. Metode pengawetan bambu
tanpa bahan kimia dipandang cocok digunakan dalam pengawetan bambu.Metode ini
paling sering digunakan, mudah pelaksanaannya, ekonomis serta bersahabat dengan
lingkungan meskipun beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode tersebut
hanya efektif terhadap serangan bubuk kayu kering.
Pengasapan
Teknologi pengawetan ini meskipun sederhana tetapi sudah terbukti keunggulannya.
Bambu yang digunakan sebagai rangka atap dapur yang senantiasa terkena asap
terbukti lebih tahan lama dan mampu bertahan hingga 15 tahun.
Pelaburan
Bahan yang dimanfaatkan untuk melabur bambu antara lain aspal, kapur dan minyak
tanah. Caranya: bahan-bahan tersebut dilaburkan pada potongan melintang pada
bagian pangkal dan ujung batang bambu.
Perebusan
Metode ini akan membuat bambu resisten terhadap serangan organisme perusak.
Pengawetan dengan perebusan dikaitkan dengan sifat Universitas Sumatera Utarazat
pati.zat pati pada bambu tidak hanya dapat terurai oleh enzim yang dihasilkan oleh
bakteri tetapi juga oleh suhu dan air.
Perendaman
Pengawetan bambu dengan cara merendam dibedakan menjadi tiga, yaitu dalam air
tergenang, air mengalir dan lumpur. Perendaman dalam air mengalir lebih banyak
dilakukan dibanding dalam air menggenang sebab dapat mencegah bau busuk. Jenis
bambu yang cocok diawetkan dengan perendaman umumnya adalah yang kadar
patinya rendah.
2.4 Industri yang Sudah Ada
Berikut ini adalah contoh dari sekian banyak perusahaan yang telah bergerak
di bidang industri pengolahan bambu:
Namaperusahaan
Bidangolahan
M/s Mizoram Venus Bamboo Products (P)
Ltd
Bamboo Chips
Bamboo Chips
Bamboo Chips
Bioteknologiperbanyakanbambu
MujurMakmur
Pengepakanbambu
Zencraft
Kerajinanhiasanbambu
PT. WarnaKeramik
Ubinbambu
Cv. TolisindoPersada
Material bangunandaribambu
UD. SumberBenih
Penyediabenihbambu
CvSinarGlodok Lestari
Lampuhiasbambu
Benihunggultanamanbambuhias
Chiara Souvenir
Souvenir bamboo
Ubin bamboo
Furniture bamboo
CV. KaryaBarokah
Material bangunan
Cv. WijayaMandiri
2.5 Manajemen
2.5.1 Managemen bio-resources
Manajemen bio-resorces terdiri dari:
-Pemilihan species atau bibit bambu
-Penanaman bambu secara masal
-Perawatan bambu
-Pemananenan Bambu
Berikut penjelasannya:
Memilih Bibit Bambu
Pilih bambu yang anda inginkan, seperti ukuran, lebar. Pilih bambu sesuai kebutuhan
yang anda inginkan, ingat harus bergantung kepada keinginan pasar. Dan jangan lupa,
pelajari dulu karakteristik bambu yang ingin anda tanam. Dan bambu yang biasanya sering
digunakan adalah bambu Genus Phyllostachys. Karena bambu tersebut sangat produktif.
Genus Phyllostachys adalah yang paling akrab di antara bambu ditemukan di dunia
beriklim sedang. Kebanyakan spesies asli menengah ke Cina timur, Jepang dan Asia .
Ketinggiannya mencapai 6 10 metet. Phyllostachys juga menawarkan beberapa bambu yang
paling produktif , seperti P. aureosulcata " Yellow Groove " dan P. heteroclada " Air Bambu
.Bambu Ini kuat , cepat menyebarnya dan juga bambu yang dapat menahan panas, dingin,
serta kekeringan. Dan yang harus diingat bambu ini sangan produktif dan kuat.
Untuk pertumbuhan, Batang baru Bambu dapat tumbuh lebih dari satu kaki sehari, muncul
dari tanah di bulan April dan mencapai 15 meter pada bulan Juni.
Tanam dahulu bibit bambu didalam pot. Agar kita dapatkan bibit unggul. Bibit ini
didapatkan dari induk bambu, yang tumbuh disebelah bambu. Tinggal diambil dari tanah
bersama akar rhizomanya.
Siapkan barisan lahan .Gunakan traktor untuk membagi lahan untuk menanam bambu.
Jangan lupa bersihkan rumput liar agar tanaman bambu tidak berebut nutrisi dengan tanaman
liar tersebut.
Sebelum
lahan
Bambu.
Ukur jarak antara pohon bambu, setiap jarak tanaman bambu sebaiknya 50
centimeter.Itu juga dapat memudahkan kita untuk memanen serta membantu bibit tanaman
bambu berkembang jadi antara bibit bambu tidak berebut nutrisi.
Setekah diukur jarak antara pohon, buatlah lubang untuk menanam bambu. Bisa
menggunakan bor, tapi apabila tidak adak bor bisa digunakan skop atau pacul.
Setelah tersedia lubang lubang untuk bibit bambu, tanamlah bibit bambu pada
lubang lubang tersebut. Dan jangan lupa berikan air kepada bambu yang sudah di tanam.
Saat
bambu
sudah
Apabila tinggi dan lebar bambu sudah sesuai yang diharapkan dari setiap jenis
misalnya seperti bambu genus Phyllostachys yang biasa digunakan untuk timberland, yang
tinggi biasanya bisa mencampai 6 20 meter. Kita bisa memanen bambu tersebut saat
ketinggiannya sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan tergantung dari permintaan
pasar.
Gunakanlah Gergaji mesin untuk memanen bambu, dengan cara memotong bambu
tersebut. Jadi mudah dan gampang.
Apabila pasar meminta bambu yang ada akarnya, mungkin akarnya bisa dijual untuk
industri obat atau makanan . kita bisa gunakan alat ini :
Sesudah itu pindahkan bambu kedalam tempat penyimpanan untuk dikelola lebih
lanjut. Kita bisa menggunakan truk agar lebih mudah.
Setelah dijemur bambu kita pisahkan sesuai dengan ukurannya masing masing,
misalnya sesuai lebarnya bambu itu.
Setelah itu untuk industri material kita buat jenis bambu yang bervariasi. Misalnya
untuk atap kita bisa potong tipis tipis bambu tersebut.
Setelah itu bambu siap dijual kepada orang yang membutuhkan bambu untuk
membuat rumah atau membuat sesuatu yang membutuhkan bambu. Kita bisa export atau
import.
2.6 Market
Penjualan bambu tertuju pada :
-Bambu bisa dijual kepada kontraktor yang membutuhkan kontruksi untuk bangunan
lihat di tabel industry yang telah ada di makalah ini. Kebanyakan dari penelitian tentang
bambu di Indonesia telah terimplementasikan di industry karena kebanyakan penelitian
tersebut di lakukan ataupun didanai oleh industry yang bersangkutan. Tetapi ada suatu
penelitian tentang cara penanaman bambu yang efektif. Penelitian ini lebih kearah para petani
bamboo yang memiliki usaha penanaman bambu yang lalu hasilnya akan dilempar ke
industry. Sehingga sampai saat ini bambu industri di Indonesia belum memiliki bidang
penerapan yang prospektif karena sudah penuh oleh industry-industri menengah di daerah
masing-masing.
Tanaman bambu memiliki prospek yang sangat menjanjikan di masa depan, ditengah
perhatian dunia yang lebih, terhadap perubahan iklim dan perlindungan hutan.
Bambu adalah tanaman sumber penghasil kayu yang dapat tumbuh dengan cepat di
bumi. Dan merupakan tanaman pengganti kayu dari hutan tropis yang saat ini sudah sangat
berkurang akibat dari permintaan yang sangat besar dari industri, oleh karena itu perhatian
terhadap produksi bambu mulai meningkat di semua benua baik Asia, Afrika, maupun
Amerika.
Bagaimanapun juga permintaan bambu secara global tumbuh lebih cepat dari tingkat
ketersediaannya. Sehingga peluang bisnis perkebunan bambu masih sangat besar dan terbuka.
Dari waktu ke waktu bambu selalu dapat membuktikan sebagai bahan baku yang
dapat diandalkan dalam berbagai aplikasi praktis. Di abad 21 ini bambu akan terus menjadi
komoditas industri yang semakin berharga. Kita berharap akan semakin sering menemukan
lebih banyak produk berbahan baku bambu di pasaran dan juga furniture dari bambu di
rumah kita.
BAB 3
KESIMPULAN
Keberlangsungan energi pada saat ini menjadi topik yang hangat seiring
dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat dan perkembangan teknologi yang semakin
pesat. Bambu sebagai salah satu material yang jumlahnya banyak dapat menjawab tantangan
kebutuhan energi pada saat ini. Sehingga bambu sangat baik untuk dijadikan biomaterial.
Lalu potensi bambu sebagai industri material juga sangat besar. Selain karena faktor
penduduk yang sudah dari dulu mengenal bambu sebagai material untuk alat-alat tradisinal,
penduduk sekarang juga sudah semakin sadar dengan potensi yang bisa diambil dari bambu.
Seperti untuk material pokok pembuatan rumah, kapal dan lain-lain. Hal ini disebabkan
karena tekstur dari bambu serta serat yang sifatnya sangat kuat yang dimiliki oleh bambu.
Namun belum banyak masyarakat yang sadar dengan potensi besar yang dimiliki oleh
bambu. Hal ini menyebabkan potensi yang dimiliki bambu kurang dimanfaatkan oleh industri
material sekarang.