Sejak gabung dengan grup-grup anggrek, BPG termasuk rajin ikutan kuis-kuis Give Away. Asal tahu kuisnya, insya Allah pasti ikutan, g peduli hadiahnya apa. Yang penting anggrek. Alhamdulillah beberapa di antaranya beruntung bisa gol, termasuk salah satunya, Dendrobium King Dragon ‘Alba’ Mini.
Awalnya sempat bingung juga karena ternyata setelah berbunga warnanya hijau sangat lembut atau kehijau-hijauan. Petal sedikit dihiasi warna hijau. Warna lidah yang biasanya dijadikan penamaan anggrek, juga kehijau-hijauan. Tidak ada warna putihnya. Ataukah BPG terlalu dini untuk memfoto anggreknya?
Tapi yah gpp. Apapun namanya tetap disyukuri karena selain belum punya, bunganya juga cantik. Elegan meski polosan. Warna kaleman juga.
Mini pada namanya mengacu pada ukuran plant yang lebih kecil dibanding seri King Dragon lainnya. Bunganya juga lebih kecil, tetapi pas atau proporsional dengan ukuran plant.
Yuks kita nikmati foto-foto bunganya.
Oh, ya, ini sudah berusaha untuk memfoto secaem-caemnya, tetapi yah karena hpnya susah fokus, ya seadanya saja ya suguhannya xixixi.
Judulnya
kok bombay banget ya … bombastis dan lebay … xi…xi … tetapi gpp lah, siapa tahu
bisa mendatangkan tamu banyak, aamiin.
Sejak dahulu hingga kini, meski selera kecintaan BPG akan jenis-jenis anggrek selalu silih berganti, namun untuk anggrek bulan (Phalaenopsis) selalu ada ruang dan hati, cieee….
Tampilan bunga Phalaenopsis memang sangatlah anggun, tidak ada yang mampu mengalahkan keanggunannya bahkan si Ratu Anggrek yang Glamour, Cattleya, sekalipun. Sedangkan anggrek Vanda tampilannya lebih tegas dan berwibawa. Namun masing-masing telah punya penggemarnya sendiri-sendiri. Dannnnn … BPG masih lope-lope ma Phal meskipun saat ini keglamoran Cattleya begitu menggoda. He…he…
Dulu
memang nggak berani rawat anggrek bulan. Bukan karena tak bisa merawatnya,
tetapi karena alasan harganya. Apalagi waktu itu tersiar gosip kalau anggrek
bulan sangatlah susah dipelihara. Namun suratan takdir ternyata berkata lain.
Awalnya, BPG membeli 2 plant amabilis sp. (lokal) yang terjamah kantong. Sempat kesulitan juga mengadaptasinya. Namun berbekal info2 dari internet/link2 anggrek, akhirnya kedua-duanya BPG ikat pada batang pohon rambutan dengan ketinggian 2,5 – 3 meter dari tanah. Subhanallah wal alhamdulillah, ternyata hidup dan berbunga walau yang satu plant mati karena kejatuhan dompolan rambutan.
Suratan takdir yang kedua, membeli Phalaenopsis fimbriata yang nampak merana di suatu kios. Ada 5 plant yang ditanam pada papan pakis. Semuanya nampak mungil-mungil dan g terawat, bahkan 1 sudah tampak kering kerontang, g ada harapan untuk hidup. Semuanya saya beli, yang nampak kering diberikan gratis. Alhamdulillah. Dari 4 plant, 1 dibarter, 1 dibeli teman, dan dua telah berbunga.
Suratan
takdir yang ketiga, merawat angbul hibrid punya tante yang hidup segan mati
juga g mau, bermasalah banget pokoknya … awalnya juga sangat sulit untuk
survive, alhamdulillah setelah saya letakkan pada ‘keranjang’ pakis Kadaka bisa
survive dan muncul 2 tunas anakan dari batangnya yang kering kerontang.
Suratan
takdir yang keempat, dapat barteran angbul hibrid yang sudah berbunga ditukar
sama anggrek kuku macan yang juga berbunga. Dan bunga barteran inilah yang BPG
jadikan maskot postingan kali ini.
Suratan
takdir yang kelima, ada tawaran seedling yang murah meriah. Namun setelah saya
konfirm ternyata harus membeli sekian puluh plant. Karena sudah ngebet plus ada
budget, akhirnya terbelilah. Pesan 10 plant dengan ID yang berbeda hasil
silangan pekebunnya sendiri (yang lainnya dendrobium sp kriting), dikasih bonus
1 plant. Di kemudian hari mati 1 dan kembang kempis 1 plant. Jadi yang sehat
tinggal 9 plant. Mudah2an yang kembang kempis juga bisa survive, aamiin.
Suratan takdir yang keenam, dapat hadiah Phalaenopsis pulcherrima form ‘Atjeh’ dari teman di grup anggrek. Alhamdulillah dari tiga potong (2 potong terdiri satu bulb, 1 potong 2 bulb) satu telah spike. Hmmm gimana ya bunganya nantinya, tetap hahacem (harap2 cemas) menunggunya walau foto-fotonya berseliweran di internet. Sebelumnya BPG telah memiliki Phalaenopsis Bonita berdaun panjang mirip amabilis dan lainnya biasa (kecil).
Suratan
takdir yang ketujuh, saat mengikuti kuis di grup-grup anggrek, eh ternyata beruntung
dan dapat hadiah 4 angbul dewasa, 2 sp dan 2 hibrid kwalitas premium. Ternyata
saat plant datang di luar ekspektasi, rimbun dan semox xi…xi… alhamdulillah.
Dan kini
saat foto2 dan gambar2 angbul berseliweran, BPG selalu berharap dan berdo‘a
semoga juga dapat memilikinya. Namun kalau untuk bela-beli BPG sudah memutuskan
untuk membatasi pembelian hibrid untuk form atau corak yang langka-langka saja,
sedangkan untuk spesiesnya semua boleh … he…he…
Termasuk bulbo sp baru/fresh from oven nih…hi…hi… karena baru dipublikasikan tahun 2013 oleh J.J.Verm. & A.L.Lamb pada Malesian Orchid Journal. Jadi informasi dan datanya masihlah sangat minim dan juga misterius. Berbagai link anggrek terkenal hanya mencantumkan namanya saja, tanpa foto/gambar sama sekali. Jadi kalau kita mencarinya di Google, g akan dapat kita temukan foto/gambar dari Bulbophyllum jayi.
Hingga sekarang, informasinya juga belum di-update.
Dikatakan native-nya Borneo, padahal juga ditemukan di Sumatra Utara. BPG
menduga bahwa informasi yang tidak akurat ini disebabkan beberapa hal, yakni:
Adanya persebaran secara alamiah, baik melalui
bantuan makhluk hidup maupun alam (angin misalnya).
Kekurangan dalam hal penelitian atau ekspedisi. Hal
kedua ini yang paling logis, karena untuk memasuki hutan belantara dimana
habitat alamiah bulbo ini berada tidak semua expeditor mampu melakukannya.
Apalagi ukurannya yang mungil juga menyulitkan pandangan mata.
Karena minimnya data, maka BPG kali ini juga tidak dapat mengupas banyak. Hanya saja ada beberapa catatan selama BPG merawat Bulbophyllum ini.
Saat adaptasi sebaiknya dihindarkan dari benturan
air (hujan), karena itu sebaiknya diletakkan di bawah naungan beratap, atau
diikat pada pohon pada sisi batang pohon yang terlindung dari benturan air
hujan, misalnya di sisi bawah dahan dan sebagainya.
Sekelilingnya diletakkan media yang mampu menyerap
kelembaban/air lebih lama. Jangan menutup plantnya dengan media karena risiko
busuk lebih besar. Bila telah mampu beradaptasi, media penyerap kelembaban
dapat ditambahkan sedikit demi sedikit, tetap di sekelilingnya saja.
Pertumbuhan daun sangatlah cepat, hanya dalam
hitungan kurleb 1 bulan daun sudah mencapai stadium dewasa.
Bunga tunggalnya (satu bulb satu kuntum bunga) mekar
sekitar 2 hari. Pada cuaca yang sangat panas, kegagalan mekar sangatlah besar.
Apabila mampu mekar sempurna, biasanya hanya mekar sehari saja.
Bulbs saling sambung menyambung membentuk seperti
untaian kalung/rantai.
Akar sangat pendek. Satu bulb hanya memiliki
beberapa utas akar. Akarnya juga mudah lepas akibat tarikan, meski g begitu
kuat.
Karena beberapa sebab bulbnya menjadi kering dan
mati, padahal belum masanya. BPG tidak dapat memprediksi dan mengetahui secara
pasti penyebabnya. Dugaan terbesar bulb yang mengering terkena sinar (cahaya)
yang lebih banyak.
Bulbophyllum jayi berada dalam seksi Macrocaulia. Member seksi ini berbunga tunggal dengan masa mekar yang sangat singkat 1 – beberapa hari saja. Kemiripan spesies antar member sangatlah besar. Apabila tidak berbunga sangatlah sulit dibedakan antara mereka, walaupun sebenarnya juga terdapat ‘celah-celah’ pembeda meski sangat tipis. Bagi pemula memang betul-betul membingungkan.
Mungkin anda bertanya-tanya ya jika informasi yang
tersebar di internet sangatlah sedikit dan misterius, darimana BPG tahu
identitas bulbo ini? Begini kronologisnya.
Beberapa kali foto Bulbophyllum jayi dishare/upload di berbagai grup anggrek Fb. Namun tak seorangpun yang yakin mengenai ID-nya. Beberapa di antaranya pun berdebat. Namun semuanya tidak ada kesimpulan pasti. Dan kemudian ada salah satu teman grup yang mengirimkan spesimen/contoh tanaman ke the Swiss Orchid Foundation agar dapat diidentifikasi atau diregistrasi apabila memang new sp. Ternyata bulbo ini sudah memiliki nama sebelumnya, walau berbeda asal habitatnya. Selama ini bulbo ini masyhur native Borneo, namun ternyata juga ditemukan di Sumatra Utara, karenanya banyak pecinta anggrek yang g yakin akan identitas bulbo ini meski g asing dengan namanya.